Tuesday, April 29, 2014

Asal Usul Selat bali

 
Diceritakan pada zaman dahulu kala. seorang brahmana yang bernama sidi mantra tinggal di kerajaan Daha. Brahmana dikenal oleh masyarakat memiliki kesaktian yang luar biasa. kehidupannya sangat bahagia karena memiliki seorang istri yang cantik dan anak yang bernama Manik Angeran.
Manik Angkeran tumbuh menjadi pemuda yang pandai dan perkasa. Tetapi, kejelekan Manik Angkeran adalah suka berjudi, Oleh karena itu, ia sering berhutang kepada orang lain. Suatu hari, ia meminta pertolongan kepada sidi mantra. Sidi Mantra pergi ke Gunung Agung dan bertemu dengan sang Naga besukih. Lalu ia menceritakan maksudnya datang ke Gunung Agung. Naga Besukih pun menggerakkan tubuhnya. Tiba tiba dari sisiknya keluar emas dan intan, kemudian diberikan pada Sidi Mantra. Sebelum pulang, tak lupa ia mengucapkan terima kasih.

Harta benda yang diberikan Naga Besukih diberikan kepada Manik Angkeran. Tetapi, harta itu dihabiskannya untuk berjudi. Sekali lagi, ia minta tolong pada ayahnya. Kali ini Sidi mantra menolak permintaan anaknya

Manik Angkeran lalu pergi ke Gunung Agung dengan membawa genta, ketika sampai di tepi kawah, Manik Angkeran langsung membunyikan gentanya. tidak lama berselang, sesosok naga raksasa hadir di depannya. Ia memberanikan diri mengutarakan maksudnya. Lalu Naga Besukih mengabulkannya permintaan Manik Angkeran dengan syarat Manik angkeran harus berjanji tidak berjudi lagi.

Dalam sekejap emas, intan, dan permata ada didepannya, Manik Angkeran pun gembira lalu timbullah pikiran jahat, ia ingin mendapatkan seluruh harta benda itu. Tiba tiba, ketika sang Naga berbalik menuju sarang, Manik Angkeran memotong ekor Naga dan ia pun lari dari kejaran Naga Besukih, dengan kesaktian Naga Besukih menjilat jejak kaki Manik Angkeran hingga ia terbakar menjadi abu.

Sidi Mantra segera naik ke Gunung Agung untuk memohon kepada Naga Besukih untuk menghidupkan kembali anaknya. Naga pun mengajukan syarat, agar ekornya yang terpotong dipulihkan kembali. Sidi Mantra dengan kesaktiannya mengembalikan ekor naga seperti sediakala. Akhirnya, Manik Angkeran hidup kembali, tetapi hidupnya tidak bersama ayahnya lagi dan ia berujar harus memiliki kehidupan baru tetapi tidak di sini

seketika itu juga ia menghilang. Di tempat Sidi Mantar berdiri, lalu memancar air bah hingga menjadi lautan. Sidi Mantra lalu membuat garis dengan tongkatnya, memisahkan dirimya dengam Manik Angkeran. Lautan yang memisahkan Sidi Mantra dan Manik Angkeran dikenal sebagai Selat Bali. Selat itu sampai sekarang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali

No comments:

Post a Comment